Jumat kemarin waktu di kantor, gw sempet ngebaca beberapa artikel yang cukup menarik. Semua artikel yang gw baca berkaitan sama persiapan pernikahan #wuih #berat #sadaapp :p. Lumayanlah buat nambah-nambah ilmu gw dan cukup bermanfaat kok. Semua orang pasti mendambakan pernikahan yang ever lasting love. So, kita harus bener-bener mempersiapankannya sebaik mungkin. Dari semua artikel yang gw baca, gw rasa artikel ini yang paling bagus.
Seorang blogger bernama Rudi Mulia, kini telah menjadi seorang ayah. Sebelum memasuki area pernikahan, dia mengikuti yang namanya bimbingan pra-nikah. Lalu ada juga yang namanya Dating Workshop. Kemudian, dia merangkum beberapa hal yang dia dapatkan setelah mengikuti kegiatan tersebut. Menurutnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
khususnya dalam tahap hubungan yang dikenal dengan pacaran. Di bawah ini
bisa dijadikan pertimbangkan saat menjalin hubungan dengan seseorang
dan hendak memutuskan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius:
1. Penampilan Fisik
Meskipun
penampilan fisik dan daya tarik telah membuat dua orang saling tertarik
pada awalnya, namun karena faktor ini juga bisa mempengaruhi sisa hidup
pasangan. Ada yang bilang fisik yang menyatukan, fisik juga yang
memisahkan. Jika berolahraga dan selalu tampil fit merupakan hal yang
penting bagi salah satu pasangan, maka hal ini dapat menjadi masalah
jika pasangan yang lain tidak terlalu memikirkan kesehatan atau bahkan
tidak suka berolahraga sama sekali. Istilahnya bisa jomplang. Nanti
sang pria berbadan kekar dan berotot sedang wanitanya berbadan subur
dan besar karena habis melahirkan dan malas olahraga.
2. Kedewasaan Emosional
Apakah
kekasih anda secara emosional telah matang dan terpusat pada masa depan
atau masih menyeret-nyeret bagasi sampah dari masa lalunya? atau lebih
parah lagi sering mengukit-ukit masa lalu anda. Kalau itu masih ada bisa
berbahaya. Lalu bagaimana hubungan kekasih Anda dengan teman-teman dan
keluarganya? Apakah ia didukung secara emosional atau memiliki masalah
dengan pengendalian diri? Waktu ikut dating workshop saya disarankan
untuk ambil psikotest, untuk mengetahui sejauh mana emosi saya dalam
menghadapi masalah. Lalu kalau pasangan Anda menyadari bahwa dia
memiliki masalah, apakah dia tertarik untuk memperbaiki hal itu? Jangan
sampai sesudah nikah masalah emosi yang tidak stabil memicu konflik.
3. Pilihan Gaya Hidup
Hal
ini termasuk karir dan kehidupan sosial, kepentingan bersama, aktivitas
di waktu luang dan tingkat energi. Apakah pasangan lebih suka bergabung
dengan klub arisan atau bergaya hidup metropolitan yang glamour? Kalau
iya, perhitungkan penghasilan anda berdua. Pilihan gaya hidup bila tidak
sesuai dengan pemasukan akan menjadi bumerang. Kemudian apakah ia
memiliki banyak energi untuk beraktifitas dengan teman-temannya atau
lebih suka beristirahat dan bersantai di rumah? Kalau anda tipe rumahan
dan dia tipe petualang harus dicari solusinya supaya masing-masing bisa
merasa enak dan tidak terganggu dengan kebiasaannya.
4. Kompatibilitas Finansial
Masalah finansial menjadi topik panas bagi sebagian besar pasangan. Uang tidak
mengenal kata cinta. Uang bisa menjadi tuan atas hidup seseorang. Jadi
harus dipikirkan masak-masak mengenai hal ini. Finansial disini
berbicara tentang tingkat pendapatan, tujuan tabungan dan cara pandang
bagaimana menangani uang. Bagaimana masing-masing pasangan ingin
menghabiskan, menyimpan dan menginvestasikan uang? Kalau salah satu
pasangan tipe pemboros sementara yang lainnya suka menghemat itu bisa
membuat masalah. Lalu apakah salah satu pasangan bertanggung-jawab
secara finansial sementara yang lainnya tipe memanjakan anak dan selalu
menciptakan tagihan di sana-sini? Bicarakan juga mengenai jumlah kartu
kredit yang mau dibuka, KPR, uang pendidikan anak dan lain-lain.
5. Struktur Nilai
Setiap
pasangan dididik dengan cara berbeda oleh orangtuanya. Ada yang
menganut paham demokrasi, ada yang paham otoriter. Area ini seringkali
diabaikan tetapi sebenarnya memiliki dampak yang luar biasa pada hidup
Anda. Area ini mencakup nilai-nilai yang besar: kejujuran, integritas,
loyalitas, cara pandang akan keluarga dan anak-anak, agama dan
spiritualitas, tujuan hidup dan bagaimana memperlakukan serta
mempedulikan orang lain. Nilai-nilai lainnya adalah tentang sistem
nilai untuk membesarkan anak, nilai/norma yang mau dipegang dalam
keluarga inti. Kalau dalam membuat sistem nilai sudah tidak bisa bekerja
sama, maka dipastikan fungsi keluarga tidak bisa berjalan. Harus ada
saling percaya dan kerjasama dalam mengembangkan nilai.
6. Pernikahan Dan Keintiman
Setiap
orang tidak memiliki pandangan yang sama mengenai pernikahan. Yang
menjadi pertanyaan besar adalah: Apa yang Anda dan pasangan Anda
harapkan dari pernikahan? Apakah ia mencari jodoh? Apakah Anda berdua
menginginkan keintiman yang lebih dekat melebihi aspek fisik, termasuk
dalam persahabatan dan komunikasi pribadi satu sama lain?
7. Inteligensia
Memiliki
tingkat pendidikan yang sama meningkatkan peluang Anda untuk memiliki
kecocokan dalam pengalaman sosial dan sekolah, kepentingan intelektual
dan tujuan karir. Topik apa yang Anda dan pasangan suka perbincangkan?
Percakapan yang terbatas pada olahraga atau belanja mungkin akan
membosankan bagi seseorang yang suka merenungkan filosofi atau
berkoar-koar tentang bisnis.
Meskipun Anda tidak
harus sama persis di setiap area, lihatlah gambaran besarnya dan
pastikan Anda cukup cocok di area-area yang penting dalam hidup Anda
untuk meningkatkan peluang Anda menemukan sebuah cinta yang tak
berjarak.
8. Visi pernikahan
Apa
rencana setelah pernikahan? Apakah langsung memiliki anak atau menunda
untuk beberapa saat? Lalu kira-kira apakah ada tujuan yang ingin dicapai
misalnya dalam waktu 5 tahun setelah pernikahan bisa membeli sebuah
rumah atau memiliki usaha sendiri. Semua ini masuk dalam visi
pernikahan. Termasuk juga dibicarakan setelah 5 tahun, apakah ada
tujuan-tujuan lainnya. Semuanya itu perlu dibicarakan dengan terbuka.
Dengan adanya visi, maka keluarga akan berada dalam track untuk mencapai visi tersebut.
No comments:
Post a Comment