Monday, December 5, 2011

Berbagi Ilmu tentang IMD, Kolostrum, dan ASI Eksklusif



Sebenernya ada untungnya juga loh jadi mahasiswa lulusan gizi kesehatan masyarakat. Karena tidak semua orang mengerti tentang hal-hal yang berkaitan dengan gizi. Misalnya, apa itu kolostrum? Apa itu IMD (Inisiasi Menyusu Dini)? Nah gak semua orang tau kan?

Setelah lulus kuliah sampai setahun lamanya gw bekerja sebagai asisten peneliti. Dari penelitian tentang Kemampuan Laktasi Ibu Vegetarian, sampai ke penelitian soal bencana kayak Pengembangan Model Kesiapsiagaan, Built Environment dan Kewaspadaan Terhadap Bencana Kebakaran di Sekolah Dasar trus Analisis Penelitian Mitigasi dan Kesiapsiagaan Bencana pada Tema C2.2 Program Hibah Kompetisi UI. Agak jauh ya lintas ilmunya. Awalnya agak tulalit juga waktu ngerjain penelitian tentang bencana. Untungnya punya tim kerja yang baik mau ngajarin gw ini itu. Syukur Alhamdulillah ilmu gw selain tentang gizi jadi bertambah.

Penelitian yang paling lama gw jalanin itu penelitian tentang Kemampuan Laktasi Ibu Vegetarian. Penelitian ini membuat gw harus melakukan pendekatan secara ramah terhadap ibu hamil dan ibu menyusui vegetarian (untungnya sifat ramah ini udah mendarah daging sama gw hahaha). Jadi, pas kandungan ibu vegetarian itu berusia 9 bulan, gw harus membuat janji pertemuan untuk melakukan penyuluhan kepada sang ibu tentang pentingnya ASI eksklusif, mewawancarai ibu seputar pengetahuan ASI eksklusif, dan mewawancarai kebiasaan makan ibu selama hamil. Lalu setelah 6-7 hari pasca kelahiran bayi, gw harus datang lagi ke rumahnya untuk melakukan wawancara mengenai bayinya, pola konsumsi ibu dan bayi, mengukur panjang badan dan berat badan bayi, serta mengukur tinggi badan dan berat badan ibu. Kemudian setiap tanggal kelahiran bayi di tiap bulannya, gw melakukan hal yang sama (seperti saat 6-7 hari pasca kelahiran bayi) selama 6 bulan berturut-turut. Dan ini gw lakukan door to door untuk tiap ibu vegetarian. Kebayangkan betapa petualangnya gw. Hahaha

Sudah cukup sekapur sirihnya. :D
Sekarang mau ngasih sedikit ilmu yang gw punya tentang IMD (Inisiasi Menyusu Dini), kolostrum, dan ASI eksklusif. Apa yang gw informasikan berdasakan materi penyuluhan yang gw berikan pada responden. Semoga bermanfaat.

Pedoman Pemberian Makanan Bayi dan Anak
  1. Melakukan IMD dan memberikan kolostrum kepada bayi
  2. Memberikan bayi hanya ASI saja sejak lahir sampai umur 6 bulan
  3. Memberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) mulai umur 6 bulan
  4. Menyusui dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

IMD adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir. Bayi dibiarkan berada di atas perut atau dada ibu untuk mencari sendiri puting susu ibunya. IMD dapat membantu memunculkan refleks bayi untuk menyusu dan meningkatkan produksi ASI sejak dini sehingga berperan penting untuk kesuksesan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.



Manfaat IMD
  1. Meningkatkan kemampuan dan keinginan ibu untuk merasa mantap melanjutkan menyusui secara eksklusif.
  2. Memberikan kesempatan pada bayi untuk mendapatkan kolostrum pertama yang kaya zat kekebalan tubuh.
  3. Memberikan kehangatan langsung ke tubuh bayi, sehingga mengurangi risiko terjadinya kematian bayi akibat kedinginan.


Tahapan IMD
  1. Segera setelah lahir, bayi dikeringkan seperlunya, kecuali tangan (agar sisa cairan ketuban masih melekat dan memudahkan bayi menemukan puting susu ibu karena bau cairan ketuban sama dengan bau puting susu).
  2. Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu, kulit bayi melekat pada kulit ibu agar bayi merasa hangat, tenang dan detak jantungnya lebih stabil.
  3. Untuk mencegah bayi kedinginan, bayi dan ibu dapat diselimuti dan kepala bayi dapat dipakaikan topi.
  4. Bayi dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya.



Kolostrum

Kolostrum adalah ASI yang pertama kali dikeluarkan sampai  hari keempat setelah melahirkan, berwarna kekuningan dan agak kental. Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh, protein tinggi dan zat anti infeksi lainnya.





Manfaat Kolostrum
  1. Kaya antibodi untuk melindungi bayi terhadap infeksi dan alergi.
  2. Banyak sel darah putih untuk melindungi bayi terhadap infeksi.
  3. Dapat membersihkan mekonium (tinja yang berwarna hijau kehitaman) dan mencegah bayi kuning/ikterus.
  4. Agar usus berkembang lebih matang, mencegah alergi pada bayi.
  5. Mudah dicerna oleh bayi karena mengandung protein tinggi namun rendah lemak dan laktosa.
  6. Kaya vitamin A untuk mengurangi keparahan infeksi dan mencegah penyakit mata.


ASI eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa tambahan cairan lain (seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih) dan tanpa tambahan makanan padat (seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi/tim), kecuali beberapa tetes vitamin dan obat-obatan untuk kondisi medis atau atas petunjuk dokter.

Pemberian ASI eksklusif diawali dengan melakukan IMD dan memberikan kolostrum serta untuk selanjutnya ASI diberikan berdasarkan permintaan dari bayi (on demand).  Untuk itu seharusnya ibu selalu berada di dekat bayi agar setiap saat bayi ingin meyusu ibu segera dapat memenuhinya.

ASI eksklusif diberikan selama 6 bulan pertama kehidupan bayi, yang kemudian dapat dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun. Setelah 6 bulan, bayi diberikan Makanan Pendamping ASI (MP ASI) sesuai dengan tahapan umurnya. 


Manfaat ASI eksklusif

Bagi Bayi  :
  • Zat kekebalan tubuh dalam ASI memberi perlindungan langsung melawan penyakit.
  • ASI mengandung zat gizi yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi.
  • ASI lebih halus dan mudah dicerna dibandingkan susu formula.
  • Kandungan ASI yang tepat dan sesuai, menghindari bayi dari  risiko kegemukan.
  • ASI mengandung protein dan asam lemak yang penting untuk pertumbuhan otak dan mata bayi.

Bagi Ibu  :
  • Terciptanya hubungan/kontak batin antara ibu dan bayi.
  • Ekonomis karena tidak menambah anggaran belanja.
  • Dapat menunda menstruasi dan kehamilan berikutnya
  • Mengurangi risiko kanker payudara.
  • Mengembalikan rahim ke ukuran sebelum hamil.
  • Sentuhan dan hisapan bayi pada puting ibu merangsang produksi ASI


Bagaimana ASI Diproduksi ?

Refleks Prolaktin (Refleks Produksi ASI)
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum yang dihasilkan terbatas karena aktivitas prolaktin dihambat oleh hormon estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca persalinan, hisapan bayi akan merangsang pengeluaran hormon prolaktin dan hormon ini akan memicu sel-sel alveolus untuk memproduksi ASI.



Refleks Oksitosin (Refleks Pengeluaran ASI)
Ketika bayi disusui gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan syaraf sehingga keluar hormon oksitosin. Hormon ini akan menyebabkan sel-sel mioepitel di sekitar alveoli berkontraksi dan mendorong ASI masuk ke dalam pembuluh ampula. Sehingga ketika bayi menghisap puting susu ibu, ASI akan mengalir keluar.




Cara Menyusui yang Benar
  1. Selalu cuci tangan dengan sabun sebelum menyusui
  2. Bersihkan puting dengan cara memerah sedikit ASI dan mengoleskannya pada lingkaran gelap sekitar puting
  3. Ibu duduk atau berbaring dengan santai. Bila duduk menggunakan kursi yang rendah agar kaki tidak mengantung
  4. Bayi diletakkan menghadap ibu (posisi seperti pada gambar)
  5. Agar mulut bayi terbuka, sentuhkan puting susu pada bibir atau pipi bayi.
  6. Setelah mulut bayi terbuka lebar, segera masukkan puting dan sebagian besar lingkaran gelap sekitarnya ke mulut bayi
  7. Umumnya ASI akan habis setelah disusukan selama 10-15 menit.
  8. Menyusui harus bergantian 2 payudara, sehingga dalam sekali proses menyusui membutuhkan waktu 20-30 menit.  Payudara akan kembali penuh kurang lebih setelah 2 jam.
  9. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya.
  10. Pemberian ASI berikutnya dimulai dari payudara yang belum kosong tadi (yang terakhir disusu). 




Beberapa Tanda Bayi dalam Posisi yang Benar untuk Menyusu
  1. Kepala bayi dan badannya berada dalam satu garis lurus.
  2. Badan bayi menghadap dan menempel pada tubuh ibunya.
  3. Bayi dalam keadaan santai, gembira dan mau menghisap susu ibunya.


Beberapa Tanda Bayi Menempel dengan Baik
  1. Lebih banyak warna gelap sekitar puting susu yang dapat dilihat di atas mulut bayi daripada di bawah mulut bayi.
  2. Mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah bayi mengarah keluar
  3. Dagu bayi menyentuh payudara ibu.


Beberapa Tanda Bayi Menyusu dengan Baik
  1. Bayi menghisap lama dan dalam
  2. Pipi terlihat bundar ketika sedang menghisap
  3. Bayi akan melepaskan payudara jika sudah selesai


Beberapa Tanda Bayi Mendapat Cukup ASI
  1. Bayi yang berusia <6 minggu (buang air besar 2-5 x sehari)
  2. Bayi akan buang air kecil paling tidak 6-8 x sehari
  3. Pertumbuhan berat badan bayi dan tinggi badan bayi sesuai dengan grafik pertumbuhan (dapat dilihat di KMS)
  4. Bayi jarang menangis dan rewel.


Cara Meningkatkan Produksi ASI
  1. Perbanyak konsumsi makanan yang bergizi, sayuran, buah dan makanan sumber protein dan karbohidrat (cuci sayuran dan buah di bawah air mengalir atau dengan sabun khusus bahan makanan)
  2. Perbanyak konsumsi cairan. Cairan bisa diperoleh dari air putih, jus buah-buahan dan susu (pastikan minum dari sumber yang bersih)
  3. Hindari ikan dan seafood dari perairan tercemar karena mengandung logam berbahaya
  4. Waspada memilih produk olahan seperti bakso, tahu dan mie yang kemungkinan mengandung boraks dan formalin
  5. Batasi konsumsi produk makanan olahan karena kandungan   pengawet,  garam dan MSG-nya tinggi
  6. Pilih ayam kampung daripada broiler. Ayam broiler umumnya mendapat suntikan hormon.
  7. Istirahat yang cukup dan selalu rileks, kondisi stres dan kelelahan akan mempengaruhi produksi ASI
  8. Peran suami sangat diperlukan untuk menyemangati istri agar selalu percaya diri bahwa dirinya mampu menyusui bayinya secara eksklusif dan yakin bahwa menyusui tidak akan mempengaruhi penampilan fisiknya.
  9. Hindari penggunaan dot atau empeng. Hal ini justru mem buat bayi jadi malas menyusu langsung dari payudara dan membuat bayi menjadi bingung puting.
  10. Hindari memberikan susu formula. Makin jarang ibu menyusui bayi, makin sedikit ASI yang diproduksi (makin banyak ASI dikeluarkan, maka makin banyak ASI diproduksi).
  11. Hindari konsumsi obat-obatan, alkohol, kopi dan teh serta pil KB. Obat flu dan alergi dapat menurunkan produksi ASI, alkohol, kopi dan teh akan membuat bayi terjaga dan gelisah, dan konsumsi pil KB akan menggangu produksi ASI karena pengaruh hormon estrogen.
  12. Pemijatan payudara dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI. Setelah dipijat, payudara kemudian dikompres dengan air hangat dan air dingin bergantian. Ini berguna untuk merangsang otot dan hormon di payudara.
  13. Sekali lagi, ibu harus percaya diri mampu menyusui secara eksklusif. Keyakinan tersebut akan berpengaruh positif pada produksi ASI.
  14. Cobalah berkonsultasi pada dokter. Jika segala cara telah dicoba namun tetap saja ASI yang ibu keluarkan tidak banyak.


Beberapa Mitos Tidak Benar Seputar Menyusui
  1. Menyusui menyebabkan payudara kendur
  2. Ibu yang melahirkan secara caesar tidak dapat melakukan ASI eksklusif
  3. Payudara yang berukuran kecil tidak dapat menghasilkan banyak susu
  4. Payudara dengan puting terbenam tidak dapat menyusui
  5. Kolostrum adalah susu basi dan harus dibuang
  6. Bayi baru lahir perlu diberi air teh atau madu agar memiliki tenaga
  7. Sementara ASI belum keluar bayi dapat diberikan susu formula atau madu.
  8. Pisang dapat membersihkan usus bayi dan cepat mengeluarkan tinja yang berwarna kehitaman
  9. Pisang dapat menyembuhkan diare pada bayi
  10. Hingga usia 6 bulan ASI saja tidak cukup untuk bayi
  11. Susu formula lebih baik dari ASI
  12. Kombinasi susu formula dan ASI adalah yang terbaik bagi bayi
  13. Jika bayi terus menangis berarti ASInya kurang
  14. Jika ibu sedang sakit bayi akan tertular melalui ASI
  15. Bayi yang sedang sakit tidak boleh disusui
  16. Jika bayi diare, ASI harus diganti dengan susu formula
  17. Ibu yang banyak minum susu akan menghasilkan banyak ASI
  18. ASI eksklusif tidak dapat dilakukan jika ibu bekerja

Praktik Pemberian ASI untuk Ibu Bekerja

Seorang ibu yang bekerja jauh dari rumahnya dapat tetap menyusui bayinya. Ibu harus menyusui bayinya sesering mungkin pada saat bersama dengan bayinya, dan memerah ASI-nya jika mereka terpisah. Ketika ibu bekerja, pengasuhnya dapat memberikan ASI tersebut dengan cara yang bersih dan aman. Semakin sering ibu memberikan ASInya baik secara langsung maupun diperah produksi ASI akan meningkat.

Perlengkapan Memerah ASI :
  1. Tangan yang dicuci bersih (sebisa mungkin menghindari pompa ASI, namun Ibu bebas menggunakan tangan atau pompa), gelas/mangkuk untuk menampung ASI
  2. Kantung plastik atau botol kecil yang steril.
  3. Label/stiker/spidol untuk mencatat tanggal  ASI disimpan.


Cara Memerah ASI
  1. Perah ASI dengan tiga jari atau cara yang nyaman bagi ibu
  2. Masukkan ASI segera ke dalam plastik dan ikat (dapat juga menggunakan botol kecil yang sudah steril)
  3. Beri tanggal dan jam kapan ASI diperah
  4. Masukkan ke dalam kulkas atau freezer.
  5. ASI yang disimpan dapat diberikan oleh keluarga/pengasuh bila bayi lapar.
  6. ASI yang paling awal masuk kulkas adalah yang pertama digunakan.
  7. ASI yang diperah di kantor dapat disimpan di kulkas kantor dan dibawa dengan termos dingin dan diberikan pada bayi setibanya di rumah atau saat ibu tidak di rumah  
 

Daya Simpan dan Cara Menghangatkan ASI

Daya Simpan ASI :
  • 6 bulan dalam freezer
  • 3 hari dalam kulkas
  • 6 jam dalam ruangan terbuka (namun sangat tergantung pada suhu ruangan, jika sangat panas ASI akan lebih cepat rusak)
 

Cara Mencairkan/ Menghangatkan ASI :
  1. Plastik/botol kecil ASI ditempatkan di panci (kecil)
  2. Plastik/botol kecil tersebut direndam dalam air panas (seperti mengetim coklat)
  3. Jangan mencairkan/menghangatkan ASI di atas api kompor langsung.


Perhatian!
ASI yang sudah dihangatkan harus diberikan sampai habis dan jangan disimpan kembali ke dalam kulkas karena akan merusak kandungan gizi ASI.


Materi disusun oleh : Agata Tantri A., Cecilia Wita P., Ricka Ayu Virga N., Sinta Artati K.
Pembimbing : drg. Sandra Fikawati, MPH., dr. Dewi Damayanti
Departemen Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia 2011

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...